Sabtu, 10 Maret 2012
jawa barat
Jawa Barat termasuk provinsi yang berdiri sejak awal kemerdekaan.
Provinsi ini ditetapkan oleh Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI), dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan bersama tujuh provinsi
lainnya. Ke tujuh provinsi tersebut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur
Sumatera, Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi, dan Maluku.
Gubernur Jawa Barat pertama adalah Sutardjo Kartohadikusumo. Jawa
Barat memiliki sejarah yang sangat tua. Dari alat-alat yang ditemukan
dan diketahui berasal dari 600.000 tahun lalu, diperkirakan bahwa Jawa
Barat sudah dihuni sejak tahun tersebut. Namun bentuk kehidupan manusia
baru diketahui mulai tahun 2000 sebelum Masehi, yaitu, saat terjadinya
migrasi besar-besaran dari kawasan selatan Cina ke wilayah Indonesia,
termasuk Jawa Barat. Pada awal Masehi, penduduk Jawa Barat sudah
menjalin hubungan dengan dunia luar sehingga pengaruh kebudayaan luar
mulai masuk, seperti kebudayaan Hindu. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya prasasti-prasasti dari zaman itu, misalnya prasasti yang
ditemukan di daerah Ciaruteun, Bogor. Dari prasasti itu diketahui bahwa
telah berdiri kerajaan bernama Tarumanegara dengan rajanya, Purnawarman.
Prasasti berikutnya bernama prasasti Sanghyang Tapak, ditemukan di
kampung Pengcalihan dan Bantar Muncang, di tepi sungai Citatih,
Sukabumi. Prasasti tersebut menunjukan bahwa tahun 1035 berdiri Kerajaan
Sunda yang diperintah oleh Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen
Wisnumurti Samarawijaya Sakalabhuwanamandales Waranindita Haro
Gowardhana Wikramatunggadewa. Selain Kerajaan Tarumanegara dan Sunda
Pajajaran, di Jawa Barat juga terdapat Kerajaan Galuh. Pada tahun
1357, terjadi peristiwa Bubat, yaitu, perang antara Raja Sunda dan Patih
Majapahit Gajah Mada. Pasukan Majapahit, di bawah pimpinan Patih Gajah
Mada berhasil menaklukan Pajajaran dalam perang Bubat tersebut.
Mulai abad 15, Kerajaan Sunda dengan pusat kekuasaan di Pakuan Pajajaran
mulai kehilangan kekuatannya sampai pada akhirnya runtuh. Penyebabnya
adalah pemberontakan daerah-daerah yang ingin melepaskan diri dari pusat
kerajaan dan juga disebabkan oleh penyebaran agama Islam. Mulai abad 15
ini juga, Jawa Barat memasuki masa-masa kelam kolonoalisme. Pada
tanggal 16 Januari 1904, seorang tokoh perempuan bernama Raden Dewi
Sartika membuka sekolah untuk anak-anak gadis di Bandung. Sekolah
tersebut basa berdiri berkat dukungan yang diberikan oleh Bupati
Martanegara. Sejak itu, pendidikan di Bandung, khususnya untuk
perempuan, terus berkembang. Dewi Sartika merupakan tokoh yang sangat
memperhatikan kemajuan pendidikan. Di era perjuangan kemerdekaan
nasional, bermunculan lembaga-lembaga yang berjuang untuk meraih
kemerdekaan. Salah satunya didirikan di Bandung tanggal 17-18 Desember
1927 dengan nama Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI) yang beranggotakan PNI, Partai Sarekat Islam, Budi
Oetomo, Paguyuban Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische
Studi Club. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat di Merak,
Teluk Banten, dan di Eretan, Indramayu. Sejak saat itu, dimulailah
penjajahan Jepang di wilayah Jawa Barat. Penjajahan tersebut berakhir
setelah Jepang menyerah. Pada awal kemerdekaan, Provinsi Jawa Barat
dibagi menjadi lima wilayah keresidenan, yaitu, Banten, Jakarta, Bogor,
Priangan, dan Cirebon. Pemerintahan provinsi ini dilengkapi dengan
badan-badan pemerintahan seperti komite Nasional Indonesia (KNI) daerah
Jawa Barat, dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pada tanggal 12 Oktober
1945, tentara sekutu memasuki Bandung. Tentara sekutu itu ditunggangi
oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang berambisi
menancapkan kembali kuku kolonialismenya di Indonesia. Dengan dalih
untuk meredakan pertempuran, pada tanggal 27 November 1945, terjadi
pembelahan Kota Bandung. sebelah utara rel kereta api yang membelah kota
Bandung di duduki oleh Sekutu dan Belanda. Sementara pemerintah RI
menguasai daerah selatan rel kereta api tersebut. Namun pembelahan
tersebut tidak efektif meredakan pertempuran. Pada tanggal 24 Maret
1946, atas amanat Perdana Menteri RI yang memerintahkan pengosongan Kota
Bandung, para petugas pemerintahan, para pejuang bersenjata dan diikuti
penduduk Bandung berbondong-bondong meninggalkan kota tersebut. Setelah
sebagian besar rakyat meninggalkan kota, Bandung dibakar oleh para
pejuang yang tergabung dalam Majelis Persatuan Perjoangan Priangan
(MP3). Tujuannya agar bangunan-bangunan penting tidak diduduki musuh.
Peristiwa ini dikenang sebagai “Bandung Lautan Api”. Pada bulan
November 1946 terjadi peralihan kekuasaan dari sekutu terhadap Belanda.
Sejak saat itu, para pejuang kemerdekaan berhadapan langsung dengan
Belanda. Belanda kemudian menerapkan strategi politik pecah Belah.
Namun, strategi tersebut tidak mampu memadamkan perlawanan rakyat yang
dadanya penuh dengan semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Perlawanan tersebut memaksa Belanda untuk berunding, maka pada November
1946-Maret 1947, digelar Perundingan Linggajati, dilaksanakan di desa
Linggarjati, wilayah Kabupaten Kuningan. Isinya Belanda mengakui
Republik Indonesia terdiri dari Jawa, Sumatera and Madura. Kedua pihak
setuju dengan bentuk Republik Indonesia Serikat dan pemerintah RIS akan
tetap bekerjasama dengan pemerintah Belanda untuk membentuk Uni
Indonesia-Belanda. Pada tanggal 24 April 1948, Belanda membentuk
Negara Pasundan dan memilih R.A.A. Wiranata Kusuma sebagai wali negara
Pasundan. Atas persetujuan pemerintah RI, dia bersedia menerima jabatan
tersebut. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melakukan aksi militer
II dengan menyerbu Yogyakarta. Jawa Barat memprotes penyerangan
tersebut, ditandai oleh pengunduran diri Perdana Menteri Negara
Pasundan, Adil Puradirja. Bentuk negara federal ternyata banyak
ditentang rakyat Indonesia. Pada tanggal 8 Maret 1950, negara Pasundan
menuntut untuk bergabung kembali dengan Republik Indonesia. Pada tanggal
17 Agustus 1950, Republik Indonesia kembali berdiri. Setelah kembali ke
NKRI, Jawa Barat masih disibukan dengan berbagai kekacauan. Kali ini
kekacauan yang diakibatkan oleh DI/TII Kartosuwiryo. Setelah
Kartosuwiryo berhasil ditumpas tahun 1962, muncul kekacauan berikutnya,
yaitu, peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Keadaan mulai membaik setelah
masuk era Orde Baru, kondisi semakin stabil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar